The Komunikasi Budaya dalam Pendampingan Penyintas Kekerasan Seksual terhadap Perempuan
(Studi Kasus Peran Pendamping Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah Jawa-Barat)
DOI:
https://doi.org/10.59029/int.v2i2.23Kata Kunci:
Komunikasi Budaya; Pendamping; Kekerasan Seksual; KPI.Abstrak
This research explores the role of the Indonesian Women's Coalition (KPI) in assisting victims of sexual violence in the West Java region with an emphasis on cultural communication. Through qualitative research methods with interviews as the main technique, the results and discussion show that the role of KPI assistants includes legal, psychological and emotional aspects, faced with various internal and external challenges. The conclusion confirms that the success of assistance involves aspects such as efforts to speak out and restore victims, while great hope lies in the passing of the Draft Law on the Protection of Victims of Sexual Violence (RUU PKS) as a concrete step to increase the protection and rights of women in Indonesia
Referensi
Anindya, A., Dewi, Y. I. S., & Oentari, Z. D. (2020). Dampak psikologis dan upaya penanggulangan kekerasan seksual terhadap perempuan. Terapan Informatika Nusantara, 1(3), 137–140.
Ayuni, P., Zuhro Syafrida Hasibuan, A., Asuransi Syariah, P., & Ekonomi Dan Bisnis Islam, F. (2022). Komunikasi Antar Budaya Dalam Perspektif Antropologi Islam. Dakwasifa: Journal of Da’wah and Communication, 1, 1–14.
Bongiorno, R., Langbroek, C., Bain, P. G., Ting, M. . R., & K, M. (2020). Why Women Are Blamed for Being Sexually Harassed: The Effects of Empathy for Female Victims and Male Perpetrators. Psychology of Women Quarterly, 44(1), 11–27. https://doi.org/10.1177/0361684319868730
Campbell, R., & Raja, S. (1999). Secondary Victimization of Rape Victims: Insights from Mental Health Professionals Who Treat Survivors of Violence.
Catatan Tahunan Komnas Perempuan. (2019). Kebijakan Penghapusan Kekerasan Seksual untuk Membangun Ruang Aman Bagi Perempuan dan Anak Perempuan.
Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Friedman, J. (1994). Cultural Identity and Global Process. Sage Publications.
George, W. H., & Martinez, L. J. (2002). Victim Blaming in Rape: Effects of Victim and Perpetrator Race, Type of Rape, and Participant Racism. Psychology of Women Quarterly, 26. https://doi.org/10.1111/1471-6402.00049
Hidayat, M., & Taufiqurrahman, T. (2021). Dampak Psikologis Kekerasan Seksual Pada Anak. Coution: Journal of Counseling and Education, 2(1), 1–9.
Kang, C. (2021). Urgensi Pengesahan RUU PKS sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Korban Revenge Porn. JURNAL YUSTIKA: MEDIA HUKUM DAN KEADILAN, 24(01), 49–62. https://doi.org/10.24123/yustika.v24i01.4601
Komara, E., Syaodih, E., & Andriani, R. (2022). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Vol. 1).
Komnas Perempuan. (2017). Labirin Kekerasan Terhadap Perempuan: Dari Gang Rape Hingga Femicide, Alarm Bagi Negara Untuk Bertindak Tepat. Publikasi Komnas Perempuan.
Labiro, K., & Hanifah, N. (2022). Perlindungan Hak Asasi Manusia terhadap Kekerasan Seksual dalam Pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) di Indonesia. Das Sollen: Jurnal Kajian Kontemporer Hukum Dan Masyarakat, 1(01).
Nabilah, G., Utama, A. N. R., Angela, I. M., & Nariswari, N. (2022). Perlindungan Hukum Bagi Korban Kekerasan Seksual: Upaya Pemulihan dan Hak Privasi Korban Kekerasan Seksual di Era Disrupsi Digital. Padjadjaran Law Review, 10(1).
Open Data Jabar. (2023). Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Semakin Meningkat, Bagaimana di Jabar.
Patros, A., & Anggelia, C. (2021). Polemik Desakan Pengesahan RUU PKS: Suatu Tinjauan Sistem Hukum Nasional dan Perspektif Hak Asasi Manusia. Jurnal Komunikasi Hukum, 7(2), 628.
Poerwandari, E. K. (2000). Kekerasan terhadap perempuan: tinjauan psikologi feministik,. Pusat Kajian Wanita dan Jender, Universitas Indonesia.
Purwanti, A., & Hardiyanti, M. (2018). Strategi Penyelesaian Tindak Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak Melalui RUU Kekerasan Seksual. Masalah-Masalah Hukum, 47(2), 138–148.
Rofiah, N. (2017). Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam Perspektif Islam. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 2(1), 31–44. https://doi.org/10.15575/jw.v2i1.829
Said, L. (2019). Hadis Rasulullah Seputar Komunikasi Antarbudaya Untuk Hidup Rukun. Interaksi, 3(1).
Sari, N. I. (2019). Konseling agama untuk menanggulangi korban kekerasan seksual pada anak: Penelitian di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Karawang.
Separen. (2016). BENTUK PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN, PENDAMPING KORBAN, DAN SAKSI KEKERASAN SEKSUAL DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI. Jurnal PETITA, 01(30), 1–23.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.
Sumera, M. (2013). Perbuatan Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan. Lex et Societatis, 1(2).
Sutrisminah, E. (2020). Dampak Kekerasan Pada Istri Dalam Rumah Tangga Terhadap Kesehatan Reproduksi. Majalah Ilmiah Sultan Agung, 50(127), 23–3.
Trihastuti, A., & Nuqul, F. L. (2020). Menelaah pengambilan keputusan korban pelecehan seksual dalam melaporkan kasus pelecehan seksual. Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi, 11(1), 1–15.
Tubbs, S., Moss, S., & Papastefanou, N. (2012). EBOOK: Human Communication: South African edition. McGraw Hill.
Vanisya, W., & Roem, E. R. (2023). KOMUNIKASI INTERPERSONAL PENDAMPING DI NURANI PEREMPUAN WOMEN ’ S. April 2022, 381–392.
Wulandari, E. P., & Krisnani, H. (2021). Kecenderungan Menyalahkan Korban (Victim-Blaming) Dalam Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Sebagai Dampak Kekeliruan Atribusi. Share : Social Work Journal, 10(2), 187. https://doi.org/10.24198/share.v10i2.31408
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Chotijah Fanaqi, Fajriatun Nisa Islami
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)
You are free to:
Share - copy, and redistribute the material in any medium or format.
Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially. The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.
Under the following terms:
Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
This license is acceptable for Free Cultural Works - https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
